Pada umumnya bagan pintu garasi ini ada 2 macam : “Dengan” dan “Tanpa” pillar (red: penebalan) pada bagian depan garasi. Hal ini yang membedakan ukuran lebar (=L) daun pintu.
Dikarenakan rel tikung yang pada umumnya ada di pasaran adalah dengan radius 60 derajad, maka L daun pintu jadi berkisar 60 hingga 70 cm. Hal ini juga untuk menghindari beban daun pintu yang terlalu berat.
Disisi lain, rel tikung tersebut mempengaruhi pula L penebalan (Pa=Pb) dengan maksimum Pa=Pb= 40 cm. Hal ini agar pintu garasi dapat menikung dengan sempurna. Tetapi dengan alasan estetika dan design rumah yang mengharuskan lebar Pa/Pb lebih dari 40 cm, maka rel tikung dapat dibuat khusus, atau dengan penambahan kaki penunjang agar rel tikung dapat bekerja dengan baik.
Untuk garasi “Dengan Pillar”, menentukan L pintu jadi adalah L opening garasi ditambah 1 hingga 2 cm (=tergantung jumlah daun pintu), lalu dibagi dengan jumlah pintu.
Sebaliknya untuk garasi “Tanpa Pillar”, menentukan L pintu jadi adalah dengan mengurangi L opening garasi dengan tebal tiang stopper terlebih dahulu (2 unit – kiri dan kanan), kemudian dibagi jumlah daun pintu.
Perlu diperhatikan juga adalah jarak (gap) antar pintu, yang biasanya berkisar 2-3 mm. Dan tebal tiang stopper itu sendiri umumnya berkisar 5-6 cm.
Tiang stopper dengan bagan pakai pillar akan ada didalam garasi (di belakang pillar), sebaliknya pada bagan tanpa pillar tiang stopper akan terlihat dari luar.
Arah Tikung
Kemudian yang perlu diperhatikan adalah Arah Tikung, dimana hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan dari segi kenyamanan serta praktis pada saat akan buka/tutup pintu garasi, dan tidak ada halangan pada arah tikungan.
Perlu diketahui, pada arah tikungan selalu (wajib) ada pintu swing, untuk keluar masuk orang pada saat pintu garasi dalam kondisi tertutup.
Tanda (0 : 4) adalah menandakan pintu garasi menikung ke sisi sebelah kanan pada saat pintu garasi terbuka. Sebaliknya apabila (4 : 0) maka pintu garasi akan menikung ke sisi kiri.
Sedangkan tanda (4 : 4) menandakan pintu garasi menikung ke dua sisi (kiri-kanan) masing-masing 4 daun pintu. Tetapi apabila salah satu sisi tidak memungkinkan untuk arah tikung, hal ini bisa juga dilakukan menikung ke salah satu sisi saja (kiri atau kanan) dibagi 2 dorongan masing-masing 4 daun pintu.
Untuk sekali dorongan arah tikung pintu garasi standard adalah minimal 3 daun pintu, dan maksimal 6 daun pintu, untuk menghindari beban dorongan pintu garasi yang terlalu berat.
Kesimpulan
Untuk kondisi ruang dan ukuran garasi standard secara singkat dapat disimpulkan, sebagai berikut :
– L pintu jadi pintu garasi tikung = 60 – 70 cm.
– L pillar (penebalan) Pa/Pb maksimal = 40 cm.
– T balok atas (janggutan), C minimal = 18 cm.
– Pada arah tikung, wajib ada pintu swing.
– Dorongan arah tikung pintu garasi minimal 3 daun, dan maksimal 6 daun pintu.
Baca juga :
Komponen dan
rel pagar besi merk wina sangat baik digunakan untuk berbagai teknis atau sistem pemsangan pintu seperti:
Ulasan
Belum ada ulasan.